HUBUNGAN FLUORIDE TERHADAP KEJADIAN KARANG GIGI


PENDAHULUAN
Fluor (F) adalah elemen golongan halogen dan tidak pernah terdapat bebas di alam. Ikatan fluor baik organik maupun inorganik disebut fluoride.1 Fluoride sangat penting perannya untuk mencegah terjadinya karies gigi pada anak mulai dari gigi pertama anak tumbuh (umur 6 bulan) sampai anak umur 16 tahun.2
Karies gigi adalah masalah gigi yang paling sering terjadi pada gigi anak-anak. Menurut WHO (1962) yang dimaksud dengan karies gigi adalah suatu proses patologi dimulai dari bagian luar gigi, dengan melemahnya jaringan keras gigi dan terbentuk lubang, yang dapat terjadi sesudah gigi tumbuh.1
Email adalah lapisan gigi yang paling luar, lebih keras dibandingkan dengan lapisan di bawahnya yang disebut dentin. Email lebih banyak mengandung
mineral dan bahan-bahan organik. Struktur email gigi terdiri dari susunan kimia komplek dengan gugus kristal yang terpenting yaitu hidroksiapatit. Ion kimia paling penting yang diharapkan banyak diikat oleh hidroksiapatit adalah ion fluor, di mana hidroksiapatit akan berubah menjadi fluoroapatit dan lebih tahan terhadap asam. (Newburn, 1978).1
Fluoride diabsorpsi oleh lambung. Jumlah dan kecepatan absorpsi fluoride dalam tubuh dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi makanan di dalam lambung. Jika lambung pada waktu pencernaan berisi makanan yang bisa terikat kuat dengan fluoride, maka fluoride akan diekskresikan bersama-sama dengan faeces, dan tidak akan diabsorpsi. Apabila sebagian besar senyawa fluoride masuk ke dalam perut yang kosong, biasanya akan diabsorpsi sempurna.9
Fluoride diekskresikan melalui faeces, urine, keringat, sebagian kecil melalui air ludah dan air susu ibu. Fluoride yang diekskresi melalui air ludah sangat sedikit tetapi penting artinya untuk penimbunan fluoride pada permukaan email gigi karena dapat menghambat beberapa proses enzim sehingga mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat dalam air ludah dan plak





ISI
2.1    Sumber fluor di alam
Fluor ditemukan pada setiap tempat di alam ini. Sumber utama fluor adalah air tanah. Fluor juga ditemukan dalam tanah yang kaya akan fluor, dalam bermacam-macam tanaman, berbagai makanan, dan didalam tubuh. Dalam tubuh manusia fluor ditemukan pada struktur organ yang terkalsifikasi seperti pada gigi dan tulang. Daging, sayur mayur, buah-buahan, dan padi-padian hanya mengandung sedikit fluor. Sumber lain yang juga tinggi kadar fluornya adalah makanan yang berasal dari laut, terutama pada ikan dengan tulang yang kecil seperti sardin dan salmon. Kadar fluor dalamikan segar sekitar 1,6 ppm, sedangkan pada sardin, salmon, dan makarel sekitar 7-12 ppm. Daun teh juga mengandung kadar fluor yang tinggi yaitu 75-100 ppm. Jadi dalam setiap cangkir teh terkandung 0,5-1,5 ppm fluor.
Walaupun kadar fluor dalam makanan tersebut cukup tinggi tetapi bukan merupakan faktor penyebab mottled email. Hanya asupan fluor yang lebih besar dari kadar fluor optimal yang terdapat dalam air minum (> 2 ppm) yang dapat menyebabkan mottled email.6
Fluor yang terkandung dalam bahan makanan diatas tidak pula mempunyai efek dalam mengurangi insiden karies.6 Hal ini disebabkan karena apabila makanan mengandung kalsium, magnesium, atau aluminium maka akan terbentuk ion fluoride komplek dengan daya larut rendah sehingga ion fluoride akan sukar diabsorpsi.1
2.2    Fluor untuk pencegahan karies
Fluor digunakan untuk mencegah karies, bukan untuk mengobati karies. Kemampuan fluor dalam hal pencegahan karies terjadi karena 3 hal, yaitu pertama kemampuan fluor untuk meningkatkan resistensi email terhadap pelarutan oleh asam, kedua kemampuan fluor untuk melakukan remineralisasi pada daerah email yang mengalami demineralisasi, dan ketiga karena efek antibakteri dari fluor jika fluor diberikan pada konsentrasi yang tinggi secara lokal atau topikal.
Nilai proteksi terhadap karies bergantung pula pada faktor antara lain konsumsi gula, sifat bakteri dan plak, serta kedalaman fissure. Jika faktor tersebut sangat kuat, maka fluor yang ada tidak dapat mengimbangi kerusakan yang terjadi.
Adanya kemampuan fluor untuk meningkatkan resistensi terhadap asam menunjukkan bahwa email yang mengandung fluor kristalnya lebih kuat, lebih tahan terhadap penetrasi asam, dan lebih tahan terhadap perkembangan karies. Hal ini terjadi karena fluor yang berupa fluoroapatit lebih resisten terhadap asam bila dibandingkan dengan hidroksiapatit yang tidak mengandung fluor. Kristal-kristal email pada hidroksiapatit kurang stabil dan lebih mudah terpengaruh oleh asam karena adanya ruang-ruang kosong pada jala atau prisma emailnya. Fluor yang masuk akan mengisi ruang kosong tersebut, sehingga kristal apatit menjadi lebih stabil.
Kemampuan fluor untuk mengadakan remineralisasi dijelaskan sebagai berikut, setelah kita mengkonsumsi karbohidrat maka akan terjadi penurunan pH yang disebabkan oleh pembentukan asam yang akan menyebabkan terjadinya demineralisasi. Di antara interval waktu makan terjadi kenaikan pH yang disebabkan oleh remineralisasi karena penggunaan fluor dengan konsentrasi tinggi. Dengan terjadinya remineralisasi, maka proses karies akan terhenti.
Fluor mempunyai kemampuan untuk menghambat kerja beberapa enzim seperti enzim enolase yang berperan dalam metabolisme karbohidrat. Fluor juga menghambat efek glikolisis, sehingga sel-sel bakteri dalam plak tidak mendapat energi dan kemudian mati.
Selain itu fluor dapat menurunkan energi atau tegangan permukaan pada permukaan gigi sehingga perlekatan bakteri dan pembentukan plak sulit terjadi. Fluor juga mampu melepaskan dan membuang bakteri dari kristal hidroksiapatit karena fluor dapat terikat lebih kuat pada hidroksiapatit dibandingkan ikatan bakteri pada hidroksiapatit.6
2.3    Mekanisme pertukaran ion F- dengan ion OH- dari hidroksiapatit
Sebuah prisma email dibentuk oleh sel ameloblast. Sel-sel ameloblast ini menganyam suatu matriks organik dimana dapat diendapkan senyawa-senyawa kalsium fosfat. Pada tahap akhir pembentukan prisma email ini, kalsium fosfat berubah menjadi hidroksiapatit yang memerlukan fluor untuk memperoleh bentuk kristal yang baik. Dengan adanya penambahan fluor sampai 1 ppm, hidroksiapatit akan membentuk ikatan yang kaya akan fluor, tidak mudah larut dan lebih tahan terhadap asam, yaitu fluoroapatit.
Ca10 (PO4)6(OH)2 + F → Ca10(PO4)6(OH.F)
Pada reaksi ini terjadi pertukaran langsung antara ion OH dan ion F. Jumlah fluoroapatit yang terbentuk tidak banyak, dan pertukaran ini tergantung dari pH. Pada pH yang asam (pH 4), reaksi akan berlangsung 100 kali lebih cepat dibandingkan dengan pH normal (pH 7). Hal ini bukan disebabkan oleh pertukaran ion yang lebih cepat, tetapi pada pH yang rendah akan terbentuk suatu hasil antara, yaitu ikatan kalsium fosfat yang disebut brushit.
Brushit merupakan ikatan kalsium fosfat yang paling stabil dalam lingkungan dengan pH yang lebih rendah dari 4,3. Selain itu brushit juga bereaksi dengan fluor dan membentuk senyawa fluoroapatit.
Reaksi persenyawaan ini terjadi lebih cepat dibandingkan dengan reaksi pertukaran ion yang disebut sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa mekanisme utama yang menghambat terjadinya karies adalah reaksi brushit dengan fluor.7

2.4    Fluor bagi ibu hamil, bayi dan anak
Pertumbuhan dan perkembangan gigi dimulai sejak awal kehamilan (prenatal) dan terus berlangsung setelah kelahiran (postnatal) yang sangat dipengaruhi adanya fluor. Dengan penambahan fluor pada ibu hamil diharapkan dapat memperkecil jumlah karies gigi sulung anaknya..Fluor yang diberikan pada masa prenatal tetap akan berpengaruh terhadap terbentuknya fluoroapatit.
Apabila fluor diberikan pada trimester pertama kehamilan, maka akan terlihat efek pencegahan karies gigi sulung. Apabila pemberian fluor diberikan pada trimester ketiga, maka efeknya kurang begitu menonjol. Penelitian menunjukkan, pemberian tablet fluor pada ibu hamil dapat menurunkan karies sampai 97%.10 
Pada anak sebaiknya diberikan fluor sejak anak umur 6 bulan sampai 16 tahun. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya karies pada gigi anak. Rata-rata fluor yang dibutuhkan oleh bayi dan anak untuk pencegahan karies adalah 0,05 mg/kg/hari.10 Apabila kadar fluor air minum kurang dari 1 ppm, maka anak-anak perlu penambahan fluor.
2.5    Teknik pemberian fluoride
Ada 2 macam teknik pemberian fluoride, yaitu :
1.      Topikal
Penggunaan fluoride topikal dapat mereduksi karies dan tidak meningkatkan kadar fluoride sistemik.9 Ada 2 macam cara self-applied fluoride, yaitu :
·         Self-applied
a.   Pasta gigi berfluoride
Salah satu metode self-applied topikal fluoride adalah dengan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluoride. Penggunaan pasta gigi secara teratur merupakan cara yang paling efektif karena fluoride berkontak langsung dengan gigi. Pasta gigi mempunyai keuntungan karena bisa diaplikasikan sesering mungkin tanpa harus menggunakan resep atau bantuan profesional.2,9
Menurut ADA, usia anak yang diperbolehkan menggunakan pasta gigi berfluoride ini adalah usia 2 tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena anak-anak dibawah 2 tahun sering kali menelan pasta gigi saat mereka menggosok gigi sehingga terjadi konsumsi fluoride yang berlebih pada anak yang jika berlangsung terus menerus akan menyebabkan fluorosis gigi.9
b.      Obat kumur atau mouth rinse
Bahan yang umum dipakai dalam obat kumur adalah sodium fluoride. Obat kumur tidak boleh digunakan untuk anak usia kurang dari 6 tahun karena ada kemungkinan anak-anak pada usia ini akan menelannya.2,8            
·         Professionally-applied
a.       Gel atau foam
Pengaplikasian gel atau foam yang berfluoride dilakukan oleh dokter gigi. Caranya yaitu gel atau foam diaplikasikan pada mouth tray kemudian mouth tray ini digigit. Aplikasi ini biasanya memakan waktu 4 menit. Pasien tidak boleh berkumur, makan, merokok ataupun minum setidaknya 30 menit setelah pengaplikasian ini.8




b.       Varnish
Keuntungan varnish fluoride dibandingkan dengan gel fluoride adalah aplikasi yang mudah, rasa yang cukup baik dan menggunakan sedikit fluoride dibandingkan dengan yang dibutuhkan aplikasi gel berfluoride. Varnish diaplikasikan dengan sikat gigi dan didiamkan selama beberapa detik.8
1.      Sistemik
·         Fluor dalam air minum
Dalam pemberian suplemen fluor dalam air minum, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelumnya untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan. Faktor-faktor tersebut adalah : usia anak, besarnya kadar fluor dalam air minum 4, adanya fluorosis gigi, konsumsi susu pada bayi, serta iklim daerah.9
Sebelum dianjurkan pemberian suplemen fluoride, maka kita perlu mengetahui kadar fluoride yang optimal untuk mendapatkan suatu hasil yang baik. Menurut ADA (American Dental Association), dosis fluoridasi air yang diperbolehkan untuk anak adalah sebagai berikut :




Pemberian suplemen fluor melebihi dosis pada tabel di atas akan menyebabkan mottled email atau fluorosis gigi. Maka dari itu sebelum memberikan fluoride pada air minum, perlu diukur terlebih dahulu berapa kadar fluoride yang ada pada sumber air minum yang akan dikonsumsi tersebut dan dimonitoring setidaknya selama 1 tahun. Bila kandungan fluoride dari sumber air minum tersebut sudah mencukupi,  maka tidak perlu lagi dilakukan fluoridasi air minum.9
Pada bayi yang diberi minum susu buatan menerima fluoride yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang minum ASI (kandungan fluoride dalam ASI sangat sedikit). Tingginya fluoride ini dapat menyebabkan terjadinya fluorosis gigi.9 Pada kondisi bayi yang seperti ini, fluoridasi air minum tidak perlu dilakukan.
Pada daerah yang mempunyai sumber air minum dengan kandungan fluoride yang cukup dan iklimnya mempunyai suhu yang lebih tinggi, masyarakatnya mengkonsumsi air setiap hari lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang hidup di daerah yang  berilkim sedang dan mempunyai sumber air serupa. Ini berarti bahwa masyarakat di daerah yang bersuhu panas ini akan mengkonsumsi lebih banyak fluoride dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di daerah bersuhu dingin.9
Untuk anak-anak yang sudah bersekolah dapat digalakkan metode kumur-kumur fluor. Metode ini mudah diajarkan karena waktu yang diperlukan sedikit, materialnya juga sedikit dan murah.
Bahan yang dapat dipakai dalam metode ini adalah 2 gram natrium fluorida, 8 gram natrium fluorida fosfat, atau 8 gram stannum fluorida yang masing-masing dilarutkan dalam 1 liter air. Setiap kali berkumur dengan salah satu larutan kimia itu, seorang anak memerlukan 10 cc larutan tersebut dan kegiatan ini dapat dilakukan sekali seminggu, 20 kali setahun.3
·         Suplemen diet fluoride
Suplemen diet fluoride (tablet, lozenge,obat tetes) hanya bisa diperoleh dengan resep dokter dan digunakan untuk anak-anak usia 6 bulan sampai dengan 6 tahun yang tinggal di daerah yang tidak mendapat fluoridasi air minum. Pemberiannya didasarkan atas konsentrasi fluoride alami air minum anak dan usia anak. Untuk manfaat optimal, penggunaan suplemen ini dimulai sejak anak berusia 6 bulan dan diteruskan setiap hari sampai anak berusia 16 tahun.2
Penggunaan lozenge lebih disarankan karena lozenge hancur perlahan-lahan di dalam mulut sehingga dengan penggunaan lozenge akan didapatkan efek topikal dan sistemik sekaligus dari fluoride.9
·         Fluoridasi garam dapur
Fluoridasi garam dapur hampir sama efektifnya dengan fluoridasi air minum. Masalah yang muncul pada fluoridasi garam ini adalah penentuan kadar fluor yang optimal dalam garamn yang sesuai dengan kadar fluor dalam air tanah pada daerah tersebut, dan berapa besar garam yang harus dikonsumsi setiap hari untuk mendapatkan efek reduksi karies.
Dosis yang dianjurkan adalah 200 sampai 300 mg fluoride ditambahkan ke dalam 1 kilogram garam dapur.6
Metode penambahan fluor pada garam ini sangat bergantung pada kesukaan seseorang terhadap garam. Metode pemberian fluor dengan cara ini didasarkan pada intake garam rata-rata untuk menentukan konsentrasi fluor dan tidak memperhitungkan berat badan seseorang. Jadi anak-anak akan menerima dosis yang sama dengan orang dewasa. Sebagai akibatnya tiaporang akan mendapat fluor dalam jumlah yang tidak diketahui.9
·         Fluoridasi susu
Beberapa penelitian dilakukan untuk melihat apakah susu dapat dijadikan media pemberian suplemen fluor. Ternyata susu merupakan salah satu alternatif dalam pemberian suplemen fluor yang bertujuan menghasilkan efek pencegahan terhadap karies gigi.
Dalam suatu penelitian, 1 mg fluor berupa sodium fluoride ditambahkan pada susu. Pada 80 anak yang minum susu tersebut selama 4,5 tahun terdapat penurunan karies sebesar 80% bila dibandingkan dengan anak-anak pada kelompok kontrol yang minum susu tanpa penambahan fluor.6
2.6        Keracunan fluoride
·         Akut
Terjadi karena mengkonsumsi fluoride dalam jumlah besar sekaligus. Gejala-gejalanya adalah saliva yang banyak, mual, sakit perut, muntah, diare, kejang-kejang yang kemudian mengakibatkan kematian.1 Gejala-gejala ini terjadi 30 menit setelah konsumsi fluoride dan dapat bertahan samapi 24 jam.13 Dosis letal sodium fluoride untuk manusia adalah 5 gr, tetapi ada pula yang meninggal akibat minum obat tersebut sebanyak 2 gr.1
·         Kronis
Manifestasi utama akibat minum fluoride dalam jumlah besar dan waktu lama ialah osteosklerosis, osifikasi tendon ligament tulang punggung dan pada gigi menyebabkan mottled email atau fluorosis gigi.1
Fluorosis gigi terjadi akibat konsumsi fluoride yang berlebih selama masa pembentukan gigi anak, yaitu saat email dibentuk oleh ameloblast. Sebelum gigi erupsi ke dalam mulut, gigi rentan terhadap pengaruh toksis fluoride tetapi setelah gigi bererupsi maka gigi tidak dapat terkena fluorosis.9,11 Tanda-tanda fluorosis gigi adalah adanya tampilan garis putih atau pola opaque putih pada email gigi dan gigi menjadi rapuh. Pada kasus yang ekstrim, area gigi yang mengalami fluorosis berwarna kuning sampai hitam. Fluorosis tidak dapat diobati.

RINGKASAN
                           
Fluor sangat baik diberikan pada bayi dan anak-anak untuk mencegah karies, bukan untuk mengobati karies. Kemampuan fluor dalam hal pencegahan karies terjadi karena 3 hal, yaitu pertama kemampuan fluor untuk meningkatkan resistensi email terhadap pelarutan oleh asam, kedua kemampuan fluor untuk melakukan remineralisasi pada daerah email yang mengalami demineralisasi, dan ketiga karena efek antibakteri dari fluor jika fluor diberikan pada konsentrasi yang tinggi secara lokal atau topikal.
Sebaiknya fluoride diberikan pada anak sejak anak berusia 6 bulan sampai 16 tahun. Rata-rata fluoride yang dibutuhkan oleh bayi dan anak untuk pencegahan karies adalah 0,05 mg/kg/hari. Apabila kadar fluoride air minum kurang dari 1 ppm, maka anak-anak perlu penambahan fluor.
Teknik pemberian fluoride ada 2 macam yaitu topikal dan sistemik. Ada 2 cara pengaplikasian fluoride topikal yaitu self-applied dan professionalyl-applied. Pasta gigi berfluoride dan obat kumur termasuk dalam self-applied. Gel/foam dan varnish termasuk dalam professionally-applied. Sedangkan fluoridasi air minum, suplemen diet fluoride, fluoridasi garam dapur, dan fluoridasi susu termasuk dalam teknik pemberian fluoride sistemik.
Fluoride selain bermanfaat juga dapat menyebabkan keracunan akut dan kronis dalam penggunaan yang berlebihan. Keracunan akut fluoride terjadi karena mengkonsumsi fluoride dalam jumlah besar sekaligus. Gejala-gejalanya adalah saliva yang banyak, mual, sakit perut, muntah, diare, kejang-kejang yang kemudian mengakibatkan kematian.
Keracunan kronis fluoride terjadi karena konsumsi fluoride dalam jumlah besar dan waktu yang lama. Salah satu manifestasi keracunan ini yang paling banyak terjadi adalah fluorosis pada gigi atau mottled email. Fluorosis terjadi akibat adanya konsumsi fluoride yang berlebih selama masa pembentukan gigi anak. Tanda-tanda yang terlihat pada gigi yang terkena fluorosis adalah adanya tampilan garis putih atau pola opaque putih pada email gigi dan gigi menjadi rapuh. Pada kasus yang ekstrim, area gigi yang mengalami fluorosis berwarna kuning sampai hitam. Fluorosis tidak dapat diobati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini